Akhirnya kembali bisa menulis lagi setelah banyak drama pekerjaan yang harus diselesaikan. Hehe. Di comment channel youtube aku ada pertanyaan menarik yang bisa aku jadikan tulisan. “Apakah masuk kuliah DKV biayanya besar?”. Jadi, kali ini aku akan sharing pengalaman aku selama kuliah DKV dan biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan.
Sebenarnya untuk biayanya besar atau tidak itu relatif ya. Tetapi, untuk aku yang berasal dari keluarga menengah itu termasuk besar. Hehe. Tetapi jangan jadikan biaya menjadi alasan untuk kamu menyerah sebelum berperang. Ada banyak jalan menuju roma. hehe. Aku akan kasih triknya agar bisa menekan biaya. Wkwk.
Besarnya biaya kuliah ditentukan dari jalur mana kamu masuk kuliah. Maksudnya apakah dari jalur tes, jalur prestasi, jalur beasiswa, jalur mandiri, dll. Itu akan mempengaruhi biaya-biaya lainnya seperti biaya pendaftaran, sumbangan dana pendidikan, biaya kuiah per semester, dll. Biaya kuliah Aku sendiri sekitar 2017 an untuk menyelesaikan pendidikan ekstensi dari D3 ke S1 itu hampir menyentuh dua digit per semester. Itu di kampus swasta ya. Sebelumnya aku kuliah D3 dulu di salah satu kampus negeri dan biaya kuliahnya masih di bawah 5 juta. Aku bekerja sambil kuliah waktu itu. Kalian juga bisa mengajukan untuk minta keringanan biaya dengan cara bayar dicicil ke pihak kampus.
Kuliah DKV untuk semester awal (1-3) itu masih belajar manual menggambar dengan tangan. Banyak sekali peralatan yang harus dibeli. Misalnya pensil dengan ketebalan berbeda, untuk mata kuliah menggambar dasar. Pensil Warna 24 atau 48 warna, kalau mau ngirit beli 12 atau 6 warna. Lalu bisa mix sendiri warna yang gak ada kalau sabar. Kalau nggak, pinjam sama temen yang tajir dan baik. wkkwkw. Lalu cat poster, cat air, kuas berbagai ukuran, sketchbook dan lainnya. Untuk peralatan-peralatan ini sudah pernah aku share di channel youtube aku klik di sini ya untuk menonton. Untuk membeli peralatan yang lengkap kurang lebih 700 rb an dan setiap bulan aku menganggarkan uang untuk membeli peralatan-peralatan ini sekitar 300 rb an karena kan ada yang harus dibeli lagi kalau habis misalnya segala jenis cat. Aku sering patungan sama teman untuk menghemat dan kita bisa saling sharing. Wkwk.
Selain mata kuliah menggambar secara manual, ada juga mata kuliah dengan membuat paper, misalnya mata kuliah sejarah seni, marketing komunikasi, dll. Ya alokasikan saja 150 rb perbulan untuk ini. Seringnya tugas-tugas harus cetak berwarna juga. Belum kalau ada kesalahan atau typo print ulang lagi. Wkwkwk. Kalau anak kosan dan mau lebih hemat, patungan saja beli printer dan sharing. Printer akan terpakai sampai akhir semester karena kan untuk syarat kelulusan harus membuat TA (Tugas Akhir) atau skripsi.
Ketika semester 4 ke atas sudah mulai ada mata kuliah digital. Di level ini sungguh merogoh kocek yang dalam. Ada mata kuliah fotografi. Dibutuhkan peralatan seperti kamera DSLR, tripod, serta aksesoris penunjang lainnya untuk mengerjakan tugasnya. Kalau tidak ada alokasi dana untuk ini lebih baik sewa atau pinjam sama teman yang baik dan tajir. wkwk. Selain kamera, tentu saja perlu laptop atau dengan spek tinggi karena aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk mendesain itu berat-berat. Lalu perlu cetak-cetak digital untuk tugas tertentu misalnya membuat packaging, poster, dll.
Trik utuk meminimalisir pengeluaran selama kuliah adalah pandai-pandailah bergaul dengan senior, junior dan teman seangkatan sekelas dan beda kelas bahkan beda jurusan kalau perlu. Ikut berbagai organisasi. Sungguh membangun networking ini akan menolong hidup sampai kehidupan pasca kampus. Kamu bisa pinjam buku-buku, alat-alat untuk memenuhi tugas kuliah yang sekiranya tidak urgent, tidak harus dimiliki sendiri dan hanya untuk mata kuliah satu semester saja misalnya kamera DSRL tadi. Aku sering pinjam dengan senior-senior di kampus karena kan mereka sudah melewati itu dan kurang memerlukannya lagi. Hehe. Dirawat dan dijaga ya kalau meminjam barang dan jangan lupa dikembalikan. Untuk tugas akhir, aku bahkan meminjam properti milik anak-anak jurusan Teknik Sipil untuk aku gunakan sebagai display. Wkwkwk.
Lalu sebagai mahasiswa/i DKV, kalian bisa mencoba menjadi freelancer selama kuliah. Tawarkan jasa desain kepada kerabat dekat atau teman-teman sekolah dulu. Bisa juga ikut lomba-lomba desain yang sering diselenggarakan. Lumayan hadiahnya juga bisa buat beli cat air. Wkwkwk. Selain itu bisa juga jadi portofolio kalian dan kalian jadi belajar menghadapi klien yang sesungguhnya.
Di akhir tulisan ini Aku ingin menyampaikan, untuk teman-teman yang tidak punya privilege, jangan minder. Kalian punya cara yang berbeda untuk meraih kebahagiaan juga kesuksesan. Tugas-tugas anak DKV memang padat dengan deadline dan biaya dikeluarkan memang tidak sedikit, tetapi untuk survive pasti bisa kok dengan keinginan yang kuat dan jangan pantang menyerah serta selalu berdoa agar dimudahkan. Tetap semangat :)
woooow,..teenyata banyaaak ya kak yg diperlukan. sdgkn aq hanya andalkan KIP K kak😢
ReplyDeleteItu kan sudah aku tulis juga trik-triknya. Gak semua harus beli. Bisa sharing, sewa atau pinjam. Hehe. Semangat ya :)
Delete