Puasa sosial media yang Aku maksud dalam tulisan ini bukan sama sekali tidak membuka sosial media ataupun ekstrem sampai uninstall aplikasinya, melainkan berusaha lebih bijak dalam menggunakan sosial media dan juga kuota internet.
Aku pribadi memiliki beberapa akun sosial media. Akhir-akhir ini aku berusaha untuk mengurangi dan jarang sekali aku memposting hal-hal yang bersifat pribadi, seperti apa yang aku makan dan juga kegiatan apa yang sedang aku lakukan. Aku berpikir bekali-kali sebelum memposting “Apakah ini penting untuk aku posting? Apakah ada manfaatnya untuk yang melihat?”. Entahlah, semakin bertambah usia, aku hanya merasa aku bertanggung jawab atas apa yang aku posting. Aku lebih banyak menggunakan sosial mediaku untuk mempublikasikan tulisan, gambar dan video yang aku buat dan juga untuk mencari informasi dan aku gunakan seperlunya. Aku merasa tidak sepenting itu lagi menunjukan keseharianku, momen yang sedang aku alami atau perasaan yang sedang aku rasakan alias curhat di sosial media. Tidak menunjukannya di sosial media bukan berarti tidak bahagia kan? hehe.
Zaman sekarang, jika ingin tahu kabar seseorang, kita tinggal melihat postingan-nya di sosial media. Hehe. Aku pribadi hampir tidak pernah melihat story atau apapun yang teman atau orang lain posting. Aku merasa tidak serpenting itu juga tahu apa yang mereka lakukan setiap detiknya. Kalaupun aku mendapat kabar yang sangat krusial tentang mereka seperti pernikahan, kelulusan, duka atau kelahiran anak-anak mereka, akan akan langsung chat secara pribadi, berkunjung ke rumahnya jika bisa atau paling tidak telpon dan video call. Selebihnya aku mencoba untuk tidak kepo dengan segala hal yang orang lain lakukan. Aku merasa hal ini membuat hidupku lebih baik. Aku bisa tetap fokus dengan apa yang aku lakukan, banyak pekerjaan yang bisa terselesaikan dan bukan untuk saling membandingkan dengan pencapaian orang lain atau terlihat seperti pencitraan.
Tipuan sukses sangat banyak di media sosial dan bisa menipu pikiran sendiri. Misalnya, ketika kita memposting sesuatu, dengan validasi berapa orang dan siapa saja yang melihat postingan kita atau jumlah likes yang kita dapatkan, follower yang kemudian bertambah, komentar-komentar pujian seolah kita merasa sudah final dalam mewujudkan sesuatu, padahal sebenarnya belum.
Sosial media tidak sepenuhnya buruk dan tidak sepenuhnya baik. Tergantung dari user-nya. Kita yang bisa mengontrolnya. Semoga kita bisa semakin bijak dalam bersosial media. Semoga bermanfaat :)